Nyala Suara dalam Konser Taifun
09.38
Di dalam hidup ada saat untuk
Berhati-hati atau berhenti berlari
Pertama mendengar Barasuara, yang terlintas di benak ini adalah sebuah band indie beraliran rock yang sama sekali bukan jenis
musik yang saya dengarkan. Teringat saat itu di bulan Desember tahun
lalu, saya membaca poster sebuah pensi yang mengundang Barasuara sebagai guest starnya.
Awalnya, saya tidak tertarik dengan pensi itu karena toh saya tidak tahu dan sedang tidak ingin tahu band tersebut. Sampai pada akhirnya seorang teman mengenalkan saya pada salah satu account di Youtube bernama Sounds From the Corner. Video pertama di channel tersebut yang menarik perhatian adalah video kolaborasi Efek Rumah Kaca dengan Barasuara. Sejak saat itu, Barasuara menjadi salah satu band yang lagunya tidak luput dari playlist saya setiap harinya.
Saya sudah 3 kali melihat penampilan Barasuara secara
langsung di Jogja. Yang pertama adalah pensi SMA 9 pada bulan Januari, SoundSations
pada bulan April, dan terakhir adalah konser Taifun Tour 2016 tadi malam.
Taifun Tour tadi malam di luar perkiraan. Sejak semalam,
konser ini saya yakini sebagai salah satu konser yang akan saya ingat dalam daftar panjang konser yang saya hadiri pada masa remaja ini. Liquid Bar & Kitchen tadi malam penuh sesak dengan penonton. Entah berapa jumlah mereka, yang jelas semalam euforia pecinta Barasuara menyatu dengan saya. Atau ini hanya perasaan saya? Entahlah, yang jelas saya sangat menikmati konser Barasuara tadi malam. Ratusan orang yang memiliki kesukaan yang sama bergerak dan bernyanyi bersama dalam satu irama. Hai ini selalu sukses membuat bahagia.
Yogyakarta menjadi kota pertama dari 6 kota yang menjadi
kota tujuan Konser Taifun tahun ini. Selalu
ada kejutan di setiap konser Barasuara yang saya hadiri. Semalam, kedatangan
Enrico sebagai personil tambahan pada drum menjadi kejutan tersendiri. Selain
itu, di lagu Mengunci Ingatan, Marco menempatkan diri menjadi Bassist, Gerald
pada gitar, dan Enrico pada drum. Sepanjang lagu Mengunci Ingatan, saya melihat jiwa music director dalam diri Marco. Ya, Marco, siapa yang tak kenal pemain drum dan music director dari penyanyi Raisa tersebut.
Kembali
ke konser Taifun, 10 lagu dibawakan oleh Barasuara malam tadi. Dengan diawali
oleh lagu Hagia dan diakhiri oleh Bahas Bahasa, Barasuara sukses membuat hari
Senin ini tidak nelangsa. Satu lagu baru diperkenalkan oleh band ini
semalam. Lagu yang katanya baru pertama kali dibawakan oleh Barasuara ini berjudul
“Samara”. Entah apa makna dari Samara, saya pun enggan mencari arti
lebih dalam. Karena seperti lagu Barasuara yang sebelumnya, saya terlalu asik
menikmati lagunya dan menginterpretasikan makna lagu tersebut sesuai dengan
kemauan sendiri. Bukankah memang seharusnya jika sebuah lagu dilempar kepada
pasar, kita sebagai penikmat bebas menginterpretasikan makna lagu tersebut? Iga
Massardi mengajarkan demikian.
Akhirnya,
saya bisa berkata bahwa konser Taifun tadi malam merupakan konser yang membuat kembali
semangat menekuni dunia musik. Barasuara merupakan band yang berhasil
menyalurkan energi semangat bagi para pendengarnya. Totalitas saat mereka
tampil menjadi point tambahan bagi yang mengidolakan mereka.
Dan,
mengapa saya mencintai dunia musik?
Dengan
musik, saya bisa bertemu dengan teman yang memiliki “dunia” yang sama. Dengan musik, saya bisa bahagia berbaur dengan orang yang tidak saya
kenal karena memiliki frekuensi yang sama saat berjingkrak dan menikmati
iringan lagu. Dengan musik, saya mengamini bahwa setiap lagu mempunyai makna
yang secara tidak sadar mengantarkan diri saya untuk mendalami kehidupan.
Anyway, sukses terus Barasuara. Semoga selalu menginspirasi penggemarmu dalam bermusik :)
NB; Saya menemukan lagu Samara dalam konser Taifun semalam di Youtube. Untuk yang semalam tidak sempat hadir, silahkan dinikmati.
Regards,
- S -
0 komentar