Labuan Bajo

19.32

Labuan Bajo, mendengar nama tempat ini saja sudah membuatku bersemangat. Tahun lalu, aku menjadikan Labuan Bajo menjadi tempat yang harus aku kunjungi pada tahun ini. Dan gayung pun bersambut, tahun ini, tepatnya pada bulan Juli lalu, saya bisa menginjakan kaki di pulau yang berdekatan dengan habitat asli Komodo. Iya, Komodo, hewan yang aku kenal sebagai salah satu dinosaurus yang masih hidup di bumi ini.


Labuan Bajo dari ketinggian

Pemandangan dari Bajo View

Labuan Bajo saat malam hari

Menikmati senja di Labuan Bajo menjadi hal pertama yang saya lakukan. Malam itu, saya menginap di Bajo ViewBajo View merupakan penginapan berupa tenda yang terletak di jalan Soekarno Hatta. Biaya bermalam di Bajo View saat itu adalah 100ribu untuk satu orang sudah termasuk sarapan. Pemandangan dari Bajo View di sore hari sangatlah menyejukan mata. Saya bisa melihat pelabuhan Labuan Bajo dari ketinggian sambil menikmati sebotol bir lokal.


Pelabuhan Labuan Bajo

Suasana di Bajo View

Pagi harinya, saya memulai perjalan saya untuk berkeliling seputaran Labuan Bajo. Live on Board atau LOB menjadi pilihan saya untuk menikmati pulau-pulau di sekeliling sekaligus bertemu dengan si Komo. Dengan durasi 3 hari 2 malam, saya menghabiskan waktu di kapal. Kapal yang saya pakai waktu adalah jenis kapal dek, kapal dek merupakan akomodasi paling murah untuk melakukan LoB. Karena budget saya hanya cukup untuk kapal dek saja, bukan kapal-kapal yang memiliki kamar. Namun, sensasi menginap di kapal dek menurut saya cukup menyenangkan. Setiap malam, saya harus berhadapan dengan angin malam dan deburan ombak dan sesekali rintik hujan. Biaya untuk LoB waktu itu sudah termasuk makan tiga kali sehari, snack berupa pisang goreng, buah pisang, air minum (belum termasuk ranger+biaya masuk pulau komodo sebesar +- 70ribu). Saya menggunakan paket yang dipimpin oleh Kapten Herman (bisa cek @herman_komodo_trip). Rute LoB yang saya lewati adalah Pulau Kelor - Pulau Rinca - Padar (bermalam di Padar) - Pulau Komodo - Manta Point - Pantai Pink - Kanawa Island - Pulau 9 (pulau ubur-ubur) - Bermalam di Pulau Burung - Goa Rangko - Pulau Bidadari - Labuan Bajo. Saya join trip dengan tiga orang dari Jakarta. Sehingga total penumpang di kapal ada 5orang dan 2 awak kapal.

Kapal yang kami gunakan untuk LoB

Pemberhentian pertama kami mengunjungi pulau Kelor. Pulau Kelor merupakan sebuah pulau yang tidak bergitu luas. Kita bisa memilih untuk snorkeling atau tracking ke puncak. Saya memilih untuk tracking ke puncak pulau Kelor. Pemandangan di Pulau Kelor menurut saya adalah yang paling bagus dibandingkan pulau yang lain. Karena dari atas puncak, kita bisa melihat degradasi biru laut yang indah.




Destinasi kedua adalah pulau Rinca. Karena mengejar sunset di pulau Padar, maka kami memutuskan untuk mengambil track yang paling dekat. Di Rinca akhirnya saya bisa bertemu dengan tujuan utama saya ke Labuan Bajo, yaitu Komodo. Komodo yang saya temui berjumlah 3 ekor, semuanya berada di bawah dapur. Kata ranger atau pawang di sini, komodo sering berada di bawah dapur karena bau dapur yang menarik perhatian mereka. Ada beberapa pilihan track untuk melihat komodo di pulau ini, yaitu short, medium, dan long track. 

Komodo di bawah dapur


Pintu masuk Loh Buaya (Pulau Rinca)

Setelah puas melihat komodo, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Padar. Pulau Padar menjadi pulau yang saya tunggu-tunggu karena beberapa akun wisata di Instagram sering mengepost foto yang diambil dari bukit di pulau ini. Sampai di Pulau Padar sekitar pukul 4, kemudian dilanjutkan dengan tracking selama kurang lebih satu jam. Medan untuk mendaki pulau Padar terjal dan berbatu. Sangat disarankan menggunakan sepatu untuk tracking atau sandal gunung agar tidak kerepotan. Dan membawa senter jika ingin menikmati sunset di Padar, karena saat turun bukit selepas sunset tracknya akan sangat gelap dan akan kesulitan jika tanpa pencahayaan. Saya menghabiskan waktu sekitar 3 jam dan turun dari Padar pukul 7 malam. Sayangnya, sunset yang saya dapat di pulau Padar tidak terlalu bagus karena tertutup awan. Kami bermalam di Pulau Padar sebelum melanjutkan perjalanan keesokan harinya.










Pagi harinya kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Komodo, namun karena kami sudah puas melihat komodo di pulau Rinca kemaren (dan sudah tidak punya uang untuk membayar ranger+biaya masuk lagi) akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Manta Point. Manta Point merupakan tempat berkumpulnya ikan Manta. Saya melakukan snorkeling di Manta Point ini dan bertemu 3 atau 4 ekor manta yang sedang berenang. Arus di sekitaran Manta Point sangat kencang sehingga kita harus berenang dan menyelam dengan hati-hati agar tidak terbawa arus. Kemudian kami melanjutkan perjalan ke pantai pink. Kapten Herman memilih pantai pink yang sepi pengunjung sehingga kami bisa bebas menikmati pantai pink dan sempat membuat mie instan dengan kompor gas portable yang dibawa bang Nico. Selesai menikmati mie instan di pantai pink, kami melanjutkan perjalanan ke Kanawa Island. Kanawa Island merupakan sebuah pulau yang sudah dimiliki oleh orang asing (beberapa pulau di wilayah ini memang sudah dibeli ornag asing). Sedih rasanya, pulau-pulau yang notabene milik Indonesia saat ini sudah menjadi milik orang asing. Sehingga kita sebagai orang Indonesia tidak bisa begitu saja masuk ke pulau tersebut. Beberapa pulau mengharuskan pengunjungnya untuk membayar biaya masuk atau menginap di penginapan mereka seperti di pulau Bidadari dan pulau Kanawa. Pemandangan bawah laut di pulau Kanawa sangat bagus. Terumbu karangnya terawat dan ikan-ikan di sini beraneka ragam. Lalu saat hari menuju siang, kami mengunjungi pulau 9. Pulau ini merupakan pulau yang hanya muncul saat air laut surut. Di pulau ini, kita bisa melihat dan memegang ubur-ubur yang jumlahnya sangat banyak. Namun hati-hati jika bermain dengan ubur-ubur di sini karena mereka sangat rapuh. Lepas malam, kami bermalam di pulau burung. Pulau kecil yang tidak berpenghuni ini dihuni banyak burung. Kami menyandarkan kapal di pulau ini dan menyalakan api unggun serta berbagi cerita. Sayangnya saat kami tidur di dek kapal, hujan dan angin kencang melanda pulau ini sehingga kami harus tidur dengan keadaan kapal yang bergoyang-goyang.


Sunrise di pagi hari

Pulau Komodo

Pantai Pink

Ubur-ubur di pulau 9


Kapal bersandar di pulau 9
Pagi harinya kami harus bernagkat pagi-pagi sekali untuk mengunjungi goa Rangko. Goa Rangko merupakan goa yang berada di sebuah pulau. Goa ini masih belum banyak dikunjungi. Kita harus berjalan masuk ke pulau yang dikelilingi pepohonan lebat. Di Goa ini, kita bisa berenang di dalam air tawar dalam goa. Pengalaman yang menyenangkan bagi seorang claustrophobia seperti saya, karena saya tidak pernah berani dan selalu panik jika berada di dalam goa. 




Mulut goa Rangko
Selepas bermain air di Goa Rangko, kami menuju destinasi terakhir kami yaitu pulau Bidadari. Di pulau ini, saya hanya bermain-main pasir dan menikmati pasir putih. Untuk pertama kalinya, saya melihat anak hiu yang bebas berenang di pantai ini. Pulau Bidadari bagi saya adalah pulau dengan degradasi pantai yang cantik dan air laut yang sangat bening. Namun sayang, pulau ini lagi-lagi sudah dimiliki oleh orang asing. Di pulau ini berdiri Bidadari Resort Hotel yang pengamanannya sangat ketat. Tapi itu tidak menghalangi saya menikmati keindahan pulau ini.










Setelah lelah bermain di pulau Bidadari, kami akhirnya menempuh perjalanan sekitar 2/3 jam untuk kembali ke Labuan Bajo. Setibanya di Labuan Bajo, Kapten Herman berbaik hati mencarikan kami penginapan. Akhirnya kami mendapatkan penginapan di Hotel Mutiara dengan rate 300ribu untuk 5 orang semalam. Biaya tersebut sudah termasuk sarapan dan penginapannya pun nyaman. Pemilik hotel ini pun baik hati dan ramah. Kami menginap semalam di tempat ini karena rombongan bang Nico akan melanjutkan perjalnan ke Wae Rebo seok paginya, dan saya melanjutkan penerbangan ke Bali. Kami sempat mengunjungi bukit yang ada di Labuan Bajo yaitu bukit Cinta. Malam hari kami memutuskan untuk makan besar sekaligus perpisahan di pasar ikan (yang saya tidak tahu namanya). Ikan di tempat ini enak dan murah, sehingga kami berlima menghabiskan lima ekor ikan dan cumi.






Total waktu yang saya habiskan di Labuan Bajo adalah 5 hari dengan rincian satu malam di Bajo view, 3hari 2malam Live on Board, satu malam di hotel Mutiara. Penerbangan yang saya gunakan untuk dari dan ke Labuan Bajo menggunakan Nam Air dengan penerbangan siang hari dari Denpasar. Semoga suatu saat saya bisa kembali ke Labuan Bajo dan mengunjungi tempat-tempat lain yang belum sempat saya kunjungi di kawasan ini.





You Might Also Like

0 komentar

Subscribe